Senin, 16 Agustus 2010

Album of The Day: Lady GaGa – The Fame Monster


Alih-alih Joanne Stefanie Germanotta, maka dibentuklah karakter ekstravagansa bernama Lady Gaga, yang kemudian menjadi komoditas panas sebagai sosok ikonik yang mewabah dan mendominasi ranah pop.

‘The Fame Monster’ adalah kontinitas Lady Gaga dalam ekspansi elektro-pop yang ditawarkan oleh album ‘The Fame’ sebelumnya. Musik mesin dengan vokal yang diawasi oleh Dokter Digital masih menjadi penanda utama.

‘Bad Romance’ yang meski jenerik tapi sangat ear-catchy adalah pembuktiannya. Dengan hook yang menusuk dan komposisi RedOne yang antemik, akan mudah untuk menyukai lagu ini. Namun lagu dansa yang lebih kuat justru terdapat pada ‘Telephone’, yang merupakan kerjasama Gaga dengan Beyonce Knowles. Meski vokal Knowles terasa dibatasi dan tidak sebombastis seperti biasanya, tetap saja kolaborasi mereka mampu menghasilkan pop eklektik nan segar. Aransemen yang dilakukan oleh Dark Child pun seolah-olah takluk pada ciri khas Gaga.

Kelebihan Gaga sebenarnya bukan pada vokal, akan tetapi pada kemampuannya mengemas lagu yang ringan menjadi lebih lentur dan menghanyutkan. Ia meniupkan jiwa dan determinasi pada setiap komposisinya sehingga lagu-lagunya menjadi berisi dan bernas. ‘Dance in the Dark’ mungkin contoh yang tepat untuk itu. Liriknya sederhana. Akan tetapi Gaga mampu bercerita dengan lancar dan ditingkahi oleh elektro-pop futuristik sebagai latar belakang, sehingga menjadi wacana pas sebagai ilustrasi satirisme tema lagu. Contoh setipe dapat ditemui pada ‘Monster’ dan ‘Teeth’ yang ambisius.

Meski begitu, seorang Gaga tetaplah Stefanie Germanotta, sehingga aransemen yang steril dari sentuhan elektronika dihadirkan dalam ‘Speechless’. Sebuah komposisi yang bergaya rock dan mengandalkan vokal serta permainan piano oleh Gaga. Tidak istimewa mungkin, tapi unsur penghayatan yang ekspresif menjadi nilai lebih.

Oh ya, entah kenapa ‘Alejandro’ mengingatkan akan ‘Don’t Turn Around’ milik Ace of Base. Apalagi memiliki kemiripan dalam komposisi, meski versi Gaga sebenarnya lebih komikal ketimbang milik Ace of Base yang murung.

Madonna pada interview terbarunya dengan majalah Rolling Stone menyebutkan adanya persamaan dirinya dengan Gaga, terutama pada awal karirnya. Madonna menganggap Gaga mempunyai faktor “itu”, sesuatu yang unik pada diri Gaga. Berani. Kocak. Terdengar pintar dan cerdas. Apakah ini pertanda jika Gaga sebagai kandidat serius penerus sang Ratu Pop? Hanya waktu yang bisa membuktikan.

‘The Fame Monster’ bisa dikatakan sebagai titik pijak seorang Lady Gaga menuju tingkatan berikutnya. Dengan disampirkannya ‘The Fame’ sebagai “bonus’ pada keping kedua seolah menegaskan jika kita bisa berharap banyak pada hasil karya seorang Lady Gaga berikutnya.
(Haris CreativeDisc Contributor).

TRACK LIST:
Disc#1: The Fame Monster
01. Bad Romance
02. Alejandro
03. Monster
04. Speechless
05. Dance in the Dark
06. Telephone (featuring Beyoncé)
07. So Happy I Could Die
08. Teeth

Disc#2: The Fame
01. Just Dance (featuring Colby O’Donis)
02. LoveGame
03. Paparazzi
04. Poker Face
05. Eh, Eh (Nothing Else I Can Say)
06. Beautiful, Dirty, Rich
07. The Fame
08. Money Honey
09. Starstruck” (featuring Space Cowboy and Flo Rida)
10. Boys Boys Boys
11. Paper Gangsta
12. Brown Eyes
13. I Like It Rough
14. Summerboy
15. Disco Heaven” (Bonus track)
16. Retro Dance Freak” (Bonus track)